Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesustraan
MATERI MINGGU KETIGA
Sastra
adalah bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan
bahasa sehari-hari). Definisi kedua menurut kamus ini adalah karya tulis, yang
jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan
seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya.
Istilah sastra sendiri, berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti
”tulisan” atau ”karangan”. Sastra biasanya diartikan sebagai karangan dengan
bahasa yang indah dan isi yang baik. Bahasa yang indah artinya bisa menimbulkan
kesan dan menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berguna dan mengandung
nilai pendidikan. Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra. Penulis karya
sastra disebut sastrawan. Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan
untuk merujuk kepada ”kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki
arti atau keindahan tertentu.
Ilmu
budaya dasar berkaitan dengan prosa
Kita telah mengetahui bahwa ilmu budaya
dasar adalah ilmu yang mempelajari suatu budaya (kebudayaan) dalam masyarakat.
Budaya sendiri merupakan cipta “hasil” karya manusia. Dengan cakupan ilmu
budaya dasar yang luas, maka IBD dapat dihubungkan satu dengan lainnya. Salah
satunya adalah IBD yang dihubungkan dengan prosa. Prosa sendiri merupakan
sebuah karya sastra yang berbentuk cerita bebas ( dapat berupa naratif, fiksi)
yang didalamnya memiliki tokoh (pemeran), peristiwa, serta alur. Dalam
pembentukannya, prosa sendiri dapat berbentuk Prosa fiksi dan Prosa Non fiksi.
Prosa fiksi ( prosa baru) pada umumnya berbentuk cerpen, novel, roman, serta
biografi. Sedangkan Novel Non fiksi (prosa lama) dapat berupa dongeng, hikayat
dan sejarah.
Dengan
mengkaitkan Prosa dan Budaya (Ilmu Budaya Dasar), kita dapat memperoleh manfaat
(nilai) yang terkandung dalam budaya itu sendiri. Dengan kita memahami prosa,
kita dapat mengambil nilai yang terkandung dalam sebuah budaya. Beberapa kaitan
(nilai) antara budaya dan prosa antara lain kesenangan, informasi, warisan
budaya, serta keseimbangan wawasan. Dalam pembahasan kali ini, saya akan
memberikan gambaran melalui sebuah novel yang pernah saya baca dan akan
dikaitkan kepada nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Dengan
menghubungkan/mengkaitkan Prosa dan Ilmu Budaya Dasar (IBD), kita
diharapkan dapat memperoleh manfaat yang terkandung dalam prosa itu sendiri.
Dengan kita memahami prosa, kita dapat mengambil nilai yang terkandung dalam
sebuah budaya. Ada beberapa hunbungan/kaitan antara IBD dan prosa antara lain
kesenangan, informasi, warisan budaya, serta keseimbangan wawasan. Dalam
pembahasan kali ini, saya akan memberikan gambaran melalui sebuah novel yang
pernah saya baca dan akan dikaitkan kepada nilai-nilai budaya yang terkandung
di dalamnya.
Ilmu
budaya dasar berhubungan dengan puisi
Pembahasan puisi dalam
rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan diarahkan pada tradisi
pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang mumi. Puisi dipakai
sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau
pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Kepuitisan, keartistikan atau
keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun
puisinya dengan menggunakan :
1. Figura bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati
1. Figura bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati
SUMBER REFERENSI :
http://anugrahdwis.blogspot.com/2015/04/kaitan-ilmu-budaya-dasar-dengan-prosa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar