Rabu, 02 Desember 2020

Demokrasi Digital dan Media Tradisional

Haiii saya Dani Nur Adheanto di sini saya akan menjelaskan tentang Demokrasi dan media tradisional oke kita lanjut saja langsung ke intinya...

Demokrasi

Demokrasi di era digital berarti orang dapat berpendapat bebas di sebuah media informasi. masyarakat dengan mudah bisa mengkritik pemerintah melalui status maupun meme yang dibuat se-kocak mungkin di sosial media. Respon masyarakat yang sudah melek digital tak perlu diragukan lagi dalam menanggapi setiap kebijakan pemerintah. Bullying yang dikemas dalam bentuk gambar pun kerap hadir di tengah-tengah sosial media yang digunakan untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah hingga setiap prilaku dari para pejabat pemerintah.                 

         Media  Digital Tradisional

Media komunikasi tradisional tampil dalam berbagai bentuk dan sifat, sejalan dengan variasi kebudayaan yang ada di daerah-daerah itu Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat. Dalam pengertian yang lebih sempit, media ini sering juga disebut sebagai kesenian rakyat. Dalam hubungan ini Coseteng dan Nemenzo (dalam Jahi, 1988) mendefinisikan media tradisional sebagai bentuk-bentuk verbal, gerakan, lisan dan visual yang dikenal atau diakrabi rakyat, diterima oleh mereka, dan diperdengarkan atau dipertunjukkan oleh dan/atau untuk mereka dengan maksud menghibur, memaklumkan, menjelaskan, mengajar, dan mendidik.

Keberadaan Media Tradisional

Pada masa silam, media tradisional pernah menjadi perangkat komunikasi sosial yang penting. Kinipenampilannya dalam masyarakat telah surut. Di Filipina, Coseteng dan Nemenzo (dalam Jahi, 1988) melaporkan bahwa surutnya penampilan media ini antara lain karena:

1. Diperkenalkannya media massa dan media hiburan modern seperti media cetak, bioskop, radio, dan televisi.

2. Penggunaan bahasa Inggris di sekolah-sekolah, yang mengakibatkan berkurangnya penggunaan dan penguasaan bahasa pribumi, khususnya Tagalog.

3. Semakin berkurangnya jumlah orang-orang dari generasi terdahulu yang menaruh minat pada pengembangan media tradisional ini, dan

4. Berubahnya selera generasi muda.

             
          Media Digital Modern 

Media digital modern merupakan bentuk media elektronik yang menyimpan data dalam wujud digital, bukan analog. Pengertian dari media digital dapat mengacu kepada aspek teknis (misalnya harddisk sebagai media penyimpan digital) dan aspek transmisi (misalnya jaringan komputer untuk penyebaran informasi digital), namun dapat juga mengacu kepada produk akhirnya seperti video digital, audio digital, tanda tangan digital serta seni digital.

Fungsi Media Tradisional :

  1.    Sebagai sistem proyeksi
  2.    Sebagai penguat adat masyarakat
  3.   Sebagai alat pendidik

 

Fungsi Media Modern :

  1.  Mendapatkan Informasi terkini
  2.  Mencari ilmu di mana saja
  3.  Mencari hiburan

Contoh kasus : Elektronik Votes In Haiti

Pada kasus ini  Pierre Michel Chéry (Haiti Priorise) mengungkapkan dampak positif penerapan e-voting untuk pemilihan umum di Haiti yang terbukti sangat efisien. "Pengeluaran pemilu dapat dihemat hingga 1.2 miliar gourdes atau setara Rp250 miliar," katanya seperti dikutip Huffington Post.

Biaya pembelian mesin pemilihan elektronik senilai 1,1 triliun gourdes atau setara Rp242 miliar. Biaya itu sudah termasuk membeli mesin pemilihan, sebelas ribu mesin, termasuk perangkat keras, perangkat lunak, dan biaya operatornya.

Untungnya, KPU Haiti dapat menghemat biaya percetakan surat suara senilai 880 juta gourdes atau sekitar Rp188 miliar dan pengelolaan pusat tabulasi senilai 271 juta gourdes atau sekitar Rp58 miliar. Belum lagi, penghematan biaya transportasi yang digunakan untuk pendistribusian surat suara.

Berkat e-voting, KPU dapat menghitung hasil perhitungan suara dengan cepat karena mesin pemilihan elektronik langsung terhubung ke server, baik regional maupun nasional.

.

 

Sumber :

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/01/media-tradisional.html

https://infokomputer.grid.id/read/12889848/metode-e-voting-terbukti-bisa-tekan-biaya-pemilu-dan-lebih-akurat

http://demosindonesia.org/2015/02/digitalisasi-demokrasi/

 

 

 

 

Minggu, 29 November 2020

KESENJANGAN DIGITAL

 

Haiii saya Dani Nur Adheanto di sini saya akan menjelaskan tentang kesenjangan digital oke kita lanjut saja lansung ke intinya

 

Konsep dari Kesenjangan Digital

Pertama saya akan menjaleskan tentang Kesenjangan digital adalah kesenjangan ekonomi dan sosial terkait akses, penggunaan, atau dampak teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kesenjangan antara antarnegara (seperti kesenjangan digital di Amerika Serikat) dapat mengacu kepada kesenjangan antar individu, rumah tangga, bisnis, atau wilayah geografis, biasanya dengan tingkat sosial-ekonomi yang berbeda atau kategori demografi lain. Kesenjangan antarnegara atau kawasan dunia disebut kesenjangan digital global, yaitu kesenjangan teknologi antara negara berkembang dan negara maju di tingkat internasional.

Penyabab terjadinya kesenjangan digital

Masih banyak Masalah kesenjangan digital (digital divide) di Indonesia sebenarnya dipengaruhi oleh tidak meratanya pembangunan infrastruktur jaringan komunikasi dan regulasi di berbagai daerah. Adanya perbedaan pola hidup antara masyarakat perkotaan dan pedesaan di daerah-daerah yang sudah maju. Masyarakat perkotaan di daerah yang sudah maju mempunyai kemampuan dan wawasan yang lebih tinggi akan teknologi informasi dibandingkan masyarakat perkotaan yang hidup di daerah kurang maju. Demikian pula, masyarakat pedesaan di daerah yang sudah maju, mereka akan mempunyai pengetahuan yang sedikit lebih tinggi untuk mengenal teknologi informasi dibanding masyarakat pedesaan di daerah yang kurang maju (bahkan tidak terjangkau jaringan komunikasi sama sekali). Contohnya adalah : Kekurangan skill SDM disini bisa dikatakan sebagai minat dan kemampuan dari seseorang untuk menggunakan sarana digital. Masih banyak masyarakat yang merasa gugup, takut sehingga enggan menggunakan sarana digital seperti komputer atau laptop.

Dampak positif dan negatif kesenjangan digital

  • Dampak positif 

Kesenjangan digital bagi sebagian orang yang belum mengenal atau menerapkan teknologi adalah masyarakat dapat termotifasi untuk ambil bagian dalam peningkatan teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan teknologi masa kini yang dapat menyatukan atau menggabungkan berbagai informasi, data dan sumber untuk dimanfaatkan sebagai ilmu bagi kegunaan seluruh umat manusia melalui penggunaan berbagai media dan peralatan telekomunikasi modern. Dengan menggunakan berbagai media, peralatan telekomunikasi dan computer canggih, Teknologi Informasi akan terus berkembang dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan peradaban umat manusia di seluruh dunia. Kemajuan peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad informasi ini telah memudahkan manusia berkomunikasi antara satu dengan lainnya.

  • Dampak negatif kesenjangan digital

Kemajuan Teknologi Informasi itu terlahir dari sebuah kemajuan zaman, bahkan mungkin ada yang menolak anggapan, semakin tinggi tingkat kemajuan yang ada, semakin tinggi pula tingkat kriminalitas yang terjadi. Kehadiran internet ditengah masyarakat menimbulkan dampak positif dan Negatif, ibarat sebilah pisau, tergantung pemakainnya. Bila digunakan untuk hal-hal yang benar dan bermanfaat akan sangat membantu menyelesaikan pekerjaan, tetapi jika jatuh ditangan orang jahat akan membahayakan orang lain. Misalnya ; Pembobolan Kartu Kredit, pembobolan kartu kredit (Credit Card Fraud) dengan modus mencuri dan memalsukan kartu kredit. Perbuatan ini menimbulkan kerugian pada pemilik kartu Bank penerbit bahkan merugikan Negara.

 

Solusi mengurangi kesenjangan digital

Langkah yang terbaik untuk mengurangi kesejangan digital adalah menyiapkan masyarakat untuk bisa menangani, menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi yang tersedia. Penyiapan kondisi psikologis bagi masyarakat untuk menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi bagi diri mereka sendiri akan lebih efektif dan mendewasakan masyarakat untuk bisa mengelola informasi dengan baik.

 

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesenjangan_digital#:~:text=Kesenjangan%20digital%20adalah%20kesenjangan%20ekonomi,informasi%20dan%20komunikasi%20(TIK).

http://kesenjangandigitalbppn.blogspot.com/

http://ranitadeinl.blogspot.com/2016/09/kesenjangan-digital-konsep-penyebab.html

 

 

 

Senin, 23 November 2020

Participatory Culture

Hai Saya Dani Nur Adheanto,,,  Di sini saya akan menjelaskan budaya partisipatif kita lanjut saja langsung ke materinya

            Budaya partisipatif ialah konsep yang berlawanan dengan budaya konsumen - dengan kata lain budaya dimana individu pribadi (publik) tidak bertindak sebagai konsumen saja, tetapi juga sebagai kontributor atau produsen ( prosumers ). Kemajuan teknologi baru-baru ini (kebanyakan komputer pribadi dan Internet) telah memungkinkan orang-orang pribadi untuk membuat dan menerbitkan media semacam itu, biasanya melalui Internet. Karena teknologi sekarang memungkinkan bentuk baru ekspresi dan keterlibatan dalam wacana publik, budaya partisipatif tidak hanya mendukung kreasi individu tetapi juga hubungan informal yang memasangkan siswa dengan para ahli. Budaya baru yang berkaitan dengan Internet ini disebut sebagai Web 2.0.  Dalam budaya partisipatif, "orang muda secara kreatif menanggapi sejumlah besar sinyal elektronik dan komoditas budaya dengan cara yang mengejutkan pembuatnya, menemukan makna dan identitas yang tidak pernah dimaksudkan untuk berada di sana, dan menentang nostrum sederhana yang meragukan manipulasi atau kepasifan" konsumen. "

               Budaya partisipatif sudah ada lebih lama dari Internet. Kemunculan Asosiasi Pers Amatir di pertengahan abad ke-19 adalah contoh budaya partisipatif sejarah; pada saat itu, anak muda sedang mengetik dan mencetak publikasi mereka sendiri. Publikasi ini dikirim melalui jaringan orang dan menyerupai apa yang sekarang disebut jaringan sosial. Evolusi dari zine , acara radio, proyek grup, dan gosip menjadi blog, podcast, wiki, dan jejaring sosial telah sangat memengaruhi masyarakat. Dengan layanan web seperti eBay , Blogger , Wikipedia , Photobucket , Facebook , dan YouTube, tidak heran jika budaya menjadi lebih partisipatif. Implikasi dari pergeseran bertahap dari produksi ke produsage yang mendalam, dan akan mempengaruhi inti dari budaya, ekonomi, masyarakat, dan demokrasi

Keterlibatan masyarakat secara partisipatif dalam proses pembangunan teknologi, terus berkembang untuk jalannya komunikasi, kolaborasi, dan ide - ide, itu juga menimbulkan peluang baru bagi masyarakat untuk membuat konten mereka sendiri. Hambatan seperti waktu dan uang mulai menjadi kurang signifikan terhadap kelompok besar masyarakat. Misalnya, pembuatan film dibutuhkan sekali dana dalam jumlah besar peralatan mahal, tapi sekarang klip video dapat dibuat dengan peralatan yang terjangkau untuk banyak orang. Kemudahan yang konsumen ciptakan telah tumbuh.

Contohnya dari Participatory culture adalah Smartphone merupakan salah satu contoh yang memadukan unsur interaktivitas, identitas, dan mobilitas. Mobilitas smartphone menunjukkan bahwa media tidak lagi terikat oleh ruang dan waktu yang dapat digunakan dalam konteks apapun. Teknologi terus berkembang ke arah ini karena semakin digerakkan oleh pengguna dan tidak terlalu terbatas pada jadwal dan lokasi, misalnya, perkembangan film dari bioskop ke tontonan rumah pribadi, hingga sekarang smartphone yang dapat ditonton kapan saja dan di mana saja. Ponsel cerdas juga meningkatkan budaya partisipatif dengan meningkatkan tingkat interaktivitas. Alih-alih hanya menonton, pengguna secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan, menavigasi halaman, menyumbangkan konten mereka sendiri, dan memilih tautan apa yang akan diikuti. Ini melampaui tingkat interaktivitas "keyboard", di mana seseorang menekan tombol dan huruf yang diharapkan muncul, dan menjadi aktivitas yang agak dinamis dengan opsi-opsi baru yang terus-menerus dan pengaturan yang berubah, tanpa formula yang ditetapkan untuk diikuti. Peran konsumen bergeser dari penerima pasif menjadi kontributor aktif. Ponsel cerdas melambangkan hal ini dengan pilihan dan cara yang tak ada habisnya untuk terlibat secara pribadi dengan berbagai media pada saat yang sama, dengan cara nonlinear.

Smartphone juga berkontribusi pada budaya partisipatif karena cara mengubah persepsi tentang identitas. Seorang pengguna dapat bersembunyi di balik avatar, profil palsu, atau diri yang diidealkan saat berinteraksi dengan orang lain secara online. Tidak ada pertanggungjawaban untuk menjadi yang dikatakan orang. Kemampuan untuk masuk dan keluar dari peran mengubah efek media pada budaya, dan juga pengguna itu sendiri.Sekarang orang tidak hanya menjadi peserta aktif dalam media dan budaya, tetapi juga imajinasi mereka sendiri.

 

Sumber :

https://en.wikipedia.org/wiki/Participatory_culture

http://saraahputi.blogspot.com/2015/12/mobilitas-interaktivitas-dan-identitas.html

 

 

Teori Komputasi dan Implementasi Teori Komputasi di Bidang Ekonomi

1. Sejarah Teori Komputasi         Teori komputasi bisa dijadikan penciptaan sebuah model dari seluruh bidang ilmu komputer. Maka, matematik...